8

Gempa M 4,5 di Kotawaringin Timur Dipicu Aktivitas Sesar yang Belum Terpetakan

November 3, 2023 borneoi1 0 Comments

Gempa bumi dengan Magnitudo 4,5 mengguncang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (30/10/2023) pukul 01.21 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut sesar pemicu gempa itu belum terpetakan.

Berdasarkan data BMKG, pusat gempa itu berada di darat dengan jarak 25 kilometer timur laut Kota Sampit, Kotawaringin Timur. Pusat gempa memiliki kedalaman 13 km.

Mujali (35), warga Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang, Kotawaringin Timur, mengaku merasakan gempa bumi itu. Dia bahkan terbangun dari tidur karena merasakan getaran hebat akibat gempa.

Meski sempat panik, Mujali mengaku tidak langsung keluar rumah lantaran belum mengetahui penyebab getaran itu. Dia sempat berpikir getaran tersebut muncul karena ledakan atau gedung ambruk.

”Rumah saya seperti bergoyang dan rangka baja rumah itu terdengar bergesek. Saya akhirnya tetap keluar rumah karena takut. Saya bawa anak dan istri keluar,” kata Mujali saat dihubungi dari Palangkaraya, Senin.

Mujali pun baru mengetahui getaran itu disebabkan oleh gempa bumi setelah membaca berita beberapa jam setelah kejadian. ”Saya enggak tahu itu gempa. Masih belum yakinlah karena belum pernah merasakan gempa,” ujarnya.

Baca Juga: Sesar Gempa Lokal dan Potensi Tsunami di Timur Kalimantan

Dalam pernyataan tertulis, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Gempa itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.

Daryono menambahkan, gempa itu dirasakan di Kecamatan Cempaga, Kotawaringin Timur, dan Kecamatan Mentawa Baru, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan skala III MMI. Artinya, getaran gempa itu nyata dirasakan di dalam rumah atau terasa getaran seakan-akan ada truk lewat.

”Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan, tidak ada laporan korban jiwa ataupun terluka akibat gempa itu. Namun, sebuah masjid dilaporkan mengalami kerusakan

Bentuk kerusakan itu adalah terlepasnya beberapa keramik di bagian tiang masjid. ”Kalau cerita dari masyarakat, tadi malam mereka memang berhamburan keluar rumah. Saat sudah tenang, mereka kembali masuk ke rumah,” kata Multazam.

Multazam menyebut, gempa ini merupakan yang pertama kali dirasakan masyarakat Kotawaringin Timur. Setelah peristiwa itu, BPBD Kotawaringin Timur akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi gempa bumi.

”Paling tidak kami harapkan kemampuan masyarakat untuk menyelamatkan diri dulu. Yang jelas gempa ini baru pertama kali dirasakan oleh masyarakat Kotawaringin Timur. Secara teknis, mungkin nanti BMKG atau instansi terkait yang akan menjawab semua tentang kejadian ini,” tutur Multazam.

Berdasarkan catatan Kompas, gempa ini merupakan kejadian kedua yang pernah terjadi dalam lima tahun terakhir di Kalteng. Pada 2018, gempa dengan Magnitudo 4,2 pernah terjadi di Kabupaten Katingan.

Pusat gempa itu berjarak 70 km barat laut Kota Palangkaraya, dengan kedalaman 5 km. Namun, gempa itu tidak dirasakan masyarakat.

Kejadian gempa tersebut membuktikan, meski tak memiliki gunung berapi aktif, Kalteng masih berpotensi mengalami gempa. Oleh karena itu, upaya mitigasi gempa tetap harus disiapkan. Apalagi, sesar aktif yang menjadi pemicu gempa belum dipetakan.

 

Sumber : https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/10/30/gempa-m-45-di-kotawaringin-timur-dipicu-aktivitas-sesar-yang-belum-dipetakan

Anda Juga Mungkin Suka